a. Pengertian Anemia Pada Kehamilan
Anemia adalah kondisi dimana sel
darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut
oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang.
Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang
dari 10,5 sampai dengan 11 g/dl. Rendahnya kapasitas darah untuk membawa
oksigen memicu kompensasi tubuh dengan memacu jantung meningkatkan curah
jantung (Tarwoto, 2007).
b. Frekuensi Anemia Dalam Kehamilan
Anemia sering terjadi pada ibu hamil, angkanya kira-kira 60%, insiden ini
tergantung pada lokasi geografis dan keadaan sosial ekonomi (Tarwoto, 2007).
Anemia kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang
setiap daerah mempunyai variasi berbeda (Manuaba, 2001).
Pada ibu hamil,
jenis anemia yang sering terjadi akibat defisiensi besi (80%), defisiensi asam
folat, dan anemia sel sabit (Tarwoto, 2007). Anemia yang terkait dengan
kehamilan hampir 95% adalah anemia defisiensi besi (Varney, 2002).
c. Tanda dan Gejala Anemia
Menurut Varney (2007), anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala :
a. Letih, sering mengantuk, malaise
b. Pusing, lemah
c. Nyeri kepala
d. Luka pada lidah
e. Kulit pucat
f. Membran mukosa pucat (misal, konjungtiva)
g. Bantalan kuku pucat
h. Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah
d. Pembagian Anemia pada Ibu Hamil
Pembagian
anemia pada ibu hamil yaitu (Manuaba, 2001)
1. Ringan Hb 9-10 gr%
2. Sedang Hb 7-8 gr%
3. Berat Hb < 7 gr%
e. Pengaruh Anemia Terhadap
Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Hasil konsepsi
Akibat anemia dalam kehamilan
(Manuaba, 2001)
1. Trimester I
a. Abortus
b. Missed Abortion
c. Kelainan kongenital
2. Trimester II-III
a. Persalinan prematurus
b. Perdarahan antepartum
c. Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
d. Asfiksia intrauterin sampai kematian
e. Berat badan lahir rendah
f. Gestosis dan mudah
terkena infeksi
g. IQ rendah
h. Dekompensasi kordis – kematian ibu
3. Saat inpartu
a. Gangguan his primer dan sekunder
b. Janin lahir dengan anemia
c. Persalinan dengan tindakan tinggi
4. Pascapartus
a. Atonia uteri menyebabkan
perdarahan
b. Retensio plasenta
c. Perlukaan sukar sembuh
d. Mudah terjadi febris puerpuralis
e. Gangguan involusi uteri
f. Kematian ibu tinggi
5. Faktor Penyebab Anemia
a. Tingkat
Pendidikan
Tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan yang
didapat tentang gizi selama masa hamil dan bahaya anemia pada kehamilan
(Manuaba, 2001).
b. Pekerjaan
Anemia
defisiensi zat besi mencerminkan kemampuan sosial ekonomi masyarakat untuk
dapat memenuhi kebutuhannya dalam jumlah dan kualitas gizi (Manuaba, 2001).
c. Umur
Kehamilan
diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada
kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya
cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan
yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat –
zat gizi selama kehamilannya, sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering
menimpa di usia ini (Amiruddin, 2007).
d. Status Gizi
Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat
badan normal. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal (Lubis, 2003).
e. Suku Bangsa
Salah satu
jenis anemia spesifik adalah anemia sel sabit, yaitu anemia yang secara genetik
diturunkan dan terutama mengenai warga kulit hitam. Orang kulit hitam
memiliki hemoglobin 1 gr/dl lebih rendah dari orang kulit putih tanpa
mempedulikan tingkat sosial ekonomi. Anemia spesifik lainnya adalah thalasemia,
yang banyak ditemukan pada keturunan Mediterania (Curtis, 1999).
6. Tindakan Bidan Dalam Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Menemukan anemia pada kehamilan
secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai
untuk mengatasi anemia sebelum persalinan
sangat penting dilakukan. Untuk melakukan hal tersebut bidan harus (IBI, 2003)
:
a. Memeriksa kadar
Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke 28.
b. Beri tablet
besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut.
c. Beri penyuluhan
gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang perlunya minum tablet zat besi,
makanan yang mengandung zat besi serta kaya vitamin C, serta menghindari minum
kopi atau teh atau susu dalam 1 jam sebelum atau sesudah makan.
d. Jika prevalensi
malaria tinggi, selalu ingatkan ibu hamil untuk berhati-hati agar tidak
tertular penyakit malaria.
e. Jika ditemukan
atau diduga anemia, berikan 2-3 kali 1 tablet besi per hari.
f. Rujuk ibu hamil
degan anemia untuk pemeriksaan terhadap penyakit cacing atau parasit atau
penyakit lainnya, dan sekaligus untuk pengobatannya.
g. Jika diduga
anemia berat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan
selanjutnya.
h. Rujuk ibu hamil
dengan anemia berat dan rencanakan untuk bersalin di rumah sakit.
i. Sarankan ibu
hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet besi sampai 4-6 bulan setelah
persalinan.